Broom Corn Johnnys – Tenun Semarang sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, warisan budaya ini menyimpan nilai artistik tinggi. Diraya Idn hadir dengan misi jelas. Mereka ingin mengangkat kembali nama tenun Semarang. Khususnya di kalangan konsumen muda. Brand ini memadukan nilai tradisi dan desain modern. Pendekatannya cukup unik dan konsisten. Tak hanya menjual produk, tapi juga edukasi budaya. Diraya Idn kini aktif di media sosial. Kontennya mengangkat kisah perajin dan proses kreatif. Dalam waktu singkat, pengaruhnya mulai terasa. Banyak konsumen tertarik membeli bukan karena tren. Tapi karena merasa terhubung dengan sejarah dan filosofi produk.
“Baca Juga : Tips Strategi Investasi Properti yang Aman Untuk Pemula, Langkah Awal Berinvestasi”
Strategi pertama Diraya Idn adalah menyampaikan cerita lewat media visual. Mereka menggunakan foto dan video pendek untuk menjelaskan proses pembuatan. Dari memintal benang hingga menenun pola khas Semarang. Tiap karya dihadirkan seperti potongan kisah. Narasi ini membangun kedekatan emosional. Konsumen bukan hanya membeli kain. Tapi merasa menjadi bagian dari sejarah lokal. Selain itu, visual yang ditampilkan dirancang estetik. Sesuai dengan gaya generasi Z dan milenial. Platform seperti Instagram dan TikTok jadi kanal utama. Mereka tidak hanya memperlihatkan produk akhir. Tapi juga menyisipkan wajah perajin dan aktivitas di balik layar.
Diraya Idn memahami kekuatan kolaborasi dalam membentuk citra. Mereka menggandeng beberapa seniman dan influencer Semarang. Tujuannya untuk memperluas jangkauan sekaligus membangun kredibilitas. Influencer yang dipilih pun bukan sembarang tokoh. Mereka punya latar belakang seni atau budaya. Sehingga promosi terasa autentik dan tidak dipaksakan. Salah satu kolaborasi paling menonjol adalah dengan pelukis batik muda. Ia mendesain motif khusus untuk Diraya Idn. Hasilnya mendapat apresiasi luas. Tak hanya dikenal di lokal, tapi juga sampai Jakarta dan Bali. Kolaborasi ini menjadi sarana memperluas jangkauan sekaligus mengangkat nilai estetika tenun.
“Simak juga: Dekorasi Meja Makan Bernuansa Tradisional untuk Open House”
Diraya Idn juga aktif menyelenggarakan workshop. Fokusnya tidak hanya pada penjualan, tapi juga pelestarian budaya. Mereka mengadakan pelatihan teknik dasar menenun. Bahkan mengundang pengrajin langsung sebagai narasumber. Workshop ini diikuti berbagai kalangan. Dari pelajar, mahasiswa hingga desainer muda. Tujuannya agar lebih banyak orang mengenal proses tenun. Kesadaran ini diharapkan berujung pada apresiasi lebih tinggi. Selain workshop offline, mereka juga menawarkan kelas daring. Ini memungkinkan peserta dari luar kota ikut belajar. Pendekatan edukatif ini memperkuat citra Diraya Idn. Sebagai brand yang tidak hanya menjual, tapi juga mendidik.
Dalam era digital, Diraya Idn tak ketinggalan memanfaatkan teknologi. Mereka membangun situs web dengan sistem e-commerce. Konsumen bisa memilih kain, membaca detail, dan langsung membeli. Situs ini juga dilengkapi dengan fitur cerita di balik produk. Tiap lembar tenun memiliki nama dan makna tersendiri. Teknologi digunakan untuk memperkuat narasi. Tak hanya itu, mereka menggunakan AR (augmented reality). Fitur ini memungkinkan pengguna mencoba produk secara virtual. Pengalaman ini membuat interaksi jadi lebih menarik. Mereka juga rutin menggelar live shopping di media sosial. Interaksi real-time membuat konsumen merasa lebih dekat dengan brand.
Diraya Idn sangat vokal soal keberlanjutan. Mereka menggunakan pewarna alami dan benang ramah lingkungan. Produksi dilakukan secara terbatas. Ini untuk menjaga kualitas dan menghindari limbah berlebih. Brand ini juga menjamin kesejahteraan perajin. Harga ditetapkan bersama agar adil bagi semua pihak. Transparansi ini membangun kepercayaan konsumen. Mereka merasa membeli dari brand yang punya tanggung jawab sosial. Di tengah maraknya fast fashion, langkah ini jadi pembeda kuat. Diraya Idn menunjukkan bahwa tenun lokal bisa bersaing. Asalkan dikemas dengan visi jelas dan prinsip etika tinggi.
Untuk menjangkau konsumen luar Semarang, Diraya Idn membuka pop-up store. Beberapa di antaranya hadir di pusat perbelanjaan Jakarta. Strategi ini memperkenalkan produk ke audiens baru. Selain itu, mereka sering ikut pameran budaya nasional. Di sana, Diraya Idn menampilkan koleksi eksklusif. Banyak pengunjung terkesan dengan cerita di balik motif. Penampilan booth mereka pun tidak biasa. Menggabungkan elemen arsitektur Jawa dengan desain minimalis modern. Pengunjung tak hanya melihat produk. Tapi mengalami suasana khas Semarang yang dihadirkan dengan cara kontemporer. Ekspansi ini terus berlanjut. Bahkan mereka kini menargetkan pasar internasional lewat platform daring.