
Broom Corn Johnnys – Purbaya Paparkan kondisi keuangan Indonesia yang masih kuat dalam menghadapi beban utang mencapai Rp 9.138 triliun. Ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki strategi matang untuk menjaga stabilitas fiskal agar tetap aman di tengah situasi global yang tidak menentu. Menurutnya, rasio utang terhadap produk domestik bruto masih dalam batas wajar dan jauh di bawah negara lain di kawasan. Pemerintah juga terus memperkuat penerimaan negara dengan reformasi pajak dan efisiensi belanja publik. Fokus utama diarahkan pada program produktif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan tanpa menambah beban fiskal secara signifikan.
“Baca Juga : Renovasi Atap Bocor dengan Material Anti-Panas”
Purbaya Paparkan bahwa perekonomian nasional tetap stabil meskipun tekanan ekonomi global semakin berat. Fluktuasi nilai tukar, harga komoditas, dan perlambatan ekonomi dunia tidak membuat keuangan negara terguncang. Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran negara agar tetap efisien. Langkah-langkah pengendalian belanja dan penguatan sumber penerimaan dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, strategi diversifikasi ekonomi turut memperkuat daya tahan fiskal Indonesia. Stabilitas ini menunjukkan bahwa manajemen keuangan negara berada di jalur yang tepat dengan kebijakan yang terukur dan berorientasi pada pertumbuhan.
Pemerintah terus berupaya mengendalikan rasio utang agar tidak melampaui ambang batas aman. Menurut Purbaya, keberhasilan menjaga rasio utang menjadi indikator penting kestabilan fiskal. Pemerintah kini lebih selektif dalam mengambil pinjaman dan memprioritaskan pembiayaan yang produktif. Langkah refinancing dilakukan dengan memilih instrumen jangka panjang berbiaya rendah untuk meminimalkan risiko. Selain itu, pemerintah memperluas basis penerimaan domestik agar ketergantungan pada utang berkurang. Upaya tersebut memperlihatkan komitmen untuk mengelola keuangan secara hati-hati, memastikan bahwa pembangunan tetap berjalan tanpa menimbulkan beban tambahan bagi generasi mendatang.
“Simak juga: Erwin Diperiksa 7 Jam di KPK, Dugaan Korupsi Pemkot Bandung Kian Menguat”
Efisiensi menjadi fokus utama pemerintah dalam mengatur keuangan negara agar setiap rupiah memberikan manfaat nyata. Purbaya menilai bahwa pengawasan ketat dan transparansi sangat penting untuk mencegah kebocoran anggaran. Pemerintah kini mengandalkan digitalisasi dalam sistem fiskal untuk mempercepat laporan keuangan dan meningkatkan akuntabilitas. Dengan sistem yang terbuka, publik dapat mengawasi aliran dana negara secara langsung. Selain itu, kebijakan efisiensi belanja diterapkan untuk memastikan bahwa anggaran tersalurkan ke sektor yang berdampak besar bagi masyarakat. Keterbukaan dan efisiensi ini menjadi kunci dalam memperkuat kepercayaan publik terhadap kebijakan ekonomi nasional.
Pemerintah tidak hanya fokus mengelola utang, tetapi juga berupaya memperkuat struktur ekonomi nasional. Purbaya menjelaskan bahwa strategi utama adalah meningkatkan kemandirian fiskal dengan memperluas basis pajak dan menarik investasi produktif. Pertumbuhan ekonomi diarahkan pada sektor industri, energi, dan teknologi agar mampu menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dioptimalkan untuk mempercepat inovasi dan ekspor. Dengan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, ketergantungan pada utang dapat terus berkurang. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan fiskal.